Selamat pagi.
Hari ini kami akan membahas perusahaan bernama SEA Limited (Selanjutnya akan disebut SE). Buat yang tidak tahu, SE adalah induk yang menaungi beberapa perusahaan, salah satunya yaitu Shopee dan Garena. Siapa yang tidak kenal keduanya? Shopee adalah platform belanja favorit di Indonesia, sementara Garena merupakan developer game Free Fire yang menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Kalau kamu tertarik untuk menjadi investor di perusahaan sebagus ini, setidaknya kamu wajib membaca riset kami dulu deh.
Kami harap tulisan ini dapat bermanfaat. Selamat menikmati.
Investigo merupakan portal edukasi untuk investor internasional. Kami merilis riset yang meliputi berbagai perusahaan terbaik di dunia dengan prospek pertumbuhan yang baik.
Jika kamu ingin dapat terus menikmati riset seperti ini, jangan lupa subscribe ya. It’s free.
SEA Limited adalah perusahaan terbuka tercatat di bursa saham NASDAQ Amerika Serikat dengan kode saham SE.
Meski tercatatnya di bursa saham US, hampir seluruh lini bisnis mereka ada di Asia Tenggara. Ini normal kok, jadi ga perlu kaget atau merasa aneh. Banyak perusahaan asing yang bisnisnya di China (Alibaba), Russia (Ozon), Korea (KT Corp), tapi sahamnya justru melantai di bursa Amerika Serikat. Salah satu alasannya karena likuiditas. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, US menjadi pusat para investor dengan modal raksasa. Ga usah heran kalau startup unicorn seperti Grab, Tokopedia, Gojek dan Traveloka juga melantainya di bursa US, bukan Indonesia.
Tapi kali ini kita mau bahas dulu tentang SE dan gurita kerajaannya, yang terdiri dari :
E-Commerce (Shopee)
Digital Entertainment (Garena)
Fintech (SEA Money)
Lain-lain (SEA Capital dan SEA AI Labs)
1.1 Sebuah Bisnis yang Mengagumkan
Itulah opini saya melihat laporan keuangan perusahaan yang dirilis akhir Maret kemarin. Coba kalian lihat:
Untuk kuartal 4 tahun 2020, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 102%. Ini hasil yang sangat fantastis. Mungkin ada beberapa dari kalian yang berpikir bahwa pertumbuhan ini hanya bisa terjadi karena efek pandemi.
Salah besar. Coba lihat tahun lalu.
Bila kita bandingkan pendapatan di kuartal 4 tahun 2019 dengan kuartal 4 tahun 2020, pendapatan naik 134%. Dan dari tahun 2018 ke 2019 juga naik 137% .
Jadi hasil ini jelas bukan kebetulan.
Bayangkan memiliki investasi yang berlipat ganda setiap tahunnya. Ya seperti itulah jika anda berinvestasi di saham SE. Dan ini perusahaan jelas yang produknya sudah menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari, bukan perusahaan “gorengan” yang tidak jelas nasibnya. Beda level.
Saya tantang kalian untuk menyebutkan perusahaan mana yang tercatat di bursa saham Indonesia yang dapat secara konsisten melipatgandakan omzet penjualannya setiap tahun. Bisa?
Anyway, highlight dari laporan keuangan terakhir secara kuartalan adalah:
• Pendapatan: $1.6 billion +102%
• Pendapatan Digital Entertainment (Garena): $693 million +71.6%
• Pendapatan E-Commerce (Shopee): $842 million +178%
• Pendapatan fintech (Sea Money): $24.4 million +662%
• Laba kotor: $533.7 million +102%
• Adjusted EBITDA: $48.7 million, up from a loss of $104.9 million
• Rugi Operasional: $357 million, up from $230 million loss
• Rugi Bersih: $524 million, up from $281 million loss
Sedangkan untuk Full Year 2020, hasilnya adalah:
• Pendapatan: $4.4 billion +101%
• Pendapatan Digital Entertainment (Garena): $2 billion +77.5%
• Pendapatan E-commerce (Shopee): $2.16 billion +158%
• Pendapatan Fintech (Sea Money) : $60.8 million +560%
• Laba Kotor: $1.35 billion +123%
• Adjusted EBITDA: $107 million, up from a loss of $178 million
• Rugi Operasional: $1.3 billion, up from a $891 million loss
• Rugi Bersih: $1.6 billion, up from a $1.45 billion loss
Sebelum kalian bertanya, ya benar SE adalah perusahaan yang masih rugi dan belum bisa mencetak laba. Tapi jangan membuat kesalahan yang sama dengan saya.
Di tahun 2012, saya mentertawakan Amazon sebagai perusahaan merugi yang dihargai selangit. Kala itu, banyak investor yang menganggap Amazon akan menjadi perusahaan terbesar di dunia. Saya tidak percaya, dan hasilnya sejak saya tertawakan di tahun 2012 hingga saat ini, harga sahamnya naik 18x lipat. Sebuah kesalahan yang sangat besar. Jadi saya harap kalian tidak mengulang kesalahan yang sama.
Alasan kenapa startup seperti Amazon (di tahun 2011) atau SE merugi adalah mereka terus menginvestasikan kas yang dimiliki untuk R&D (Research and Development) dan menginvestasikan nilai brandnya. Keduanya merupakan aktivitas yang sangat membutuhkan modal yang besar dan manfaatnya hanya bisa dirasakan di masa depan. Tapi hasilnya bagaimana?
Kalau di tahun 2015 orang Indonesia ditanyai online shop, mungkin jawabannya bervariasi. Ada yang Kaskus, Blibli, Lazada, Bukalapak, Rakuten. Saya yakin pertanyaan yang sama bila ditanyakan sekarang hanya akan menghasilkan 2 jawaban, yaitu Shopee dan Tokopedia.
Inilah fungsi dari investasi brand, dan inilah kunci untuk menjadi Amazon-nya Asia Tenggara.
Selanjutnya, kita akan bahas satu persatu kategori bisnis SE.
1.2 Digital Entertainment
Garena adalah cash cow atau sapi perah dari kerajaan bisnis SE.
Maksudnya bagaimana?
Ini adalah kategori bisnis yang sudah dapat menciptakan laba, dan laba inilah yang digunakan untuk berinvestasi pada segmen E-commerce.
Untuk tahun 2020, Garena mencatat pendapatan sebesar $2.01 billion dengan laba operasional yang mencapai $1.3 billion atau 65% marjin. Sebuah laba yang sangat tebal. Wajar saja mengingat seluruh penjualan merupakan produk digital seperti skin atau senjata yang sebenarnya hanya berupa kode yang dikirim untuk dapat diakses oleh pemain.
Garena sendiri berperan sebagai developer atau publisher untuk beberapa game berikut :
Dari 7 judul game tersebut, Free Fire menjadi kontributor utama penyumbang pendapatan perusahaan. Wajar saja, berdasarkan data dari Sensor Tower, Free Fire merupakan game dengan penghasilan terbesar nomer 9 di dunia.
Di Indonesia sendiri Free Fire menjadi game yang sangat digemari oleh pemain dari berbagai usia. Pernah lihat foto ini?
Foto yang diambil oleh pegawai Indomaret ini menunjukkan bocah yang sedang membeli voucher top up untuk Free Fire senilai 800.000. Dan menurut pengakuan bocahnya, mereka sudah beberapa kali melakukan pembelian serupa.
Inilah besarnya potensi dari industri gaming di Indonesia. Mengeluarkan uang untuk membeli item digital sudah menjadi hal yang wajar saat ini. Bahkan orang tua pun sudah bisa memaklumi. Saya yakin banyak Millenial yang sudah memiliki penghasilannya sendiri yang juga tidak ragu untuk berbelanja item digital di game favoritnya. Dan ini juga didudukung oleh data dari perusahaan.
Dari kuartal ke kuartal, bukan hanya jumlah pemain aktif yang semakin naik, namun juga diikuti jumlah pemain berbayar. Itu artinya, meski gamenya sendiri bisa diunduh dan dimainkan secara gratis, sekitar 1 dari 10 orang memutuskan untuk menjadi pemain berbayar.
Dan sekali lagi perlu saya ingatkan bahwa game digital berbeda dengan transaksi dunia nyata. Bila kamu membeli pakaian seharga Rp 200.000 di Sogo, biaya untuk memproduksi pakaian tersebut mungkin bisa mencapai Rp 100ribu-Rp 150ribu. Namun bila kamu membeli kostum di game seharga Rp 100.000, developer hanya cukup mengirim kode digital kepada profilmu untuk membuka akses terhadp kostum tersebut, dan ini semua berlangsung secara otomatis dari sistem. Itu artinya setiap penjualan item digital memiliki biaya produksi 0. Ya, nol. Itulah mengapa segmen digital entertainment ini bisa marjin operasional mencapai 65%
Meski begitu, Garena tidak lupa untuk berinvestasi pada brand-nya. Bulan Desember kemarin perusahaan kembali bekerjasama dengan Cristiano Ronaldo untuk mempromosikan mode game terbaru untuk Free Fire.
Melihat strategi perusahaan, saya yakin bahwa segmen game ini kedepannya bisa tetap mencetak laba yang besar untuk perusahaan. Bahkan dengan semakin banyak dan bervariasinya game yang disediakan, pendapatan akan dapat naik secara konsisten.
Namun perlu saya ingatkan bahwa segmen ini tidak sedari awal untung. Karena game-nya gratis dan biaya promosi yang tinggi, Garena sebelumnya juga mengalami kerugian yang besar. Namun investasi mereka pada akhirnya bisa berbuah seperti sekarang. Oleh karena itu, saya tidak ragu bahwa segmen E-commerce juga akan mencetak laba ke depannya.
1.3 E-Commerce
Per 2020, segmen E-commerce Shopee berhasil mengungguli segmen Digital Entertainment Garena dalam hal pendapatan sebesar $ 2.16 billion (vs $ 2.01 billion untuk Garena). Baik dalam hal jumlah pendapatan kotor (gross order) dan nilai transaksi (GMV) mengalami peningkatan drastis sepanjang tahun 2020.
Manajemen memperkirakan bahwa segmen e-commerce dapat mencapai breakeven (impas) di tahun 2021. Sebagai investor yang konservatif dan cenderung berhati-hati, kami skeptis dengan klaim tersebut. Perkiraan kami, Shopee baru bisa mencetak keuntungan di tahun 2023.
Shopee sendiri sudah aktif dan menjadi market leader e-commerce Asia tenggara.
Meski begitu, bukan berarti tidak ada peluang pertumbuhan lagi. Yang pertama, penetrasi internet di negara seperti Indonesia dan Filipina masih rendah, dibawah 50%. Itu artinya lebih dari separuh warga di Indonesia dan Filipina tidak mengenal apa itu Shopee dan ini bisa menjadi peluang pertumbuhan yang sangat besar.
Dan yang kedua, Shopee di tahun 2019 sudah berekspansi ke Brazil. Setelah Asia Tenggara, Shopee melihat Amerika Latin sebagai pasar selanjutnya. Sebagai informasi, populasi warga di Asia Tenggara adalah sebesar 655 juta orang. Sementara populasi Amerika Latin adalah sebesar 658 juta orang.
Satu hal lagi, kompetisi di Amerika Latin jauh lebih ringan dibanding di AS dan Eropa yang dikuasai Amazon, atau China yang dikuasai Alibaba/Tencent. Lawan terbesar mereka di Brazil adalah Mercado Libre (kode saham MELI). Tanpa bermaksud merendahkan MELI, namun saya yakin strategi agresif Shopee akan sanggup merebut pasar dari MELI, mengingat Shopee sudah berhasil merebut dominasi Lazada yang dibeking oleh Alibaba sekalipun.
Sekali lagi kami mengingatkan bahwa segmen e-commerce masih merugi. Namun sebaiknya hal ini jangan dilihat sebagai kekurangan. Justru harga saham sekarang merefleksikan realita yang anda. Bayangkan bagaimana harga sahamnya bila perusahaan sudah bisa mencetak laba secara konsisten?
1.4 Fintech (SEA Money)
SEA Money merupakan segmen bisnis pelengkap yang menyediakan layanan keuangan digital dalam hal pembayaran melalui Shopee Pay dan Air Pay serta pembiayaan melalui Shopee Pay Later (untuk pembeli) dan Shopee Pinjam (untuk penjual).
Tidak banyak informasi yang tersedia untuk segmen fintech ini. SE sepertinya masih agak malu-malu untuk membahas segmen baru ini. Sebagai informasi, di tahun 2019, segmen ini masih dianggap menjadi satu dengan e-commerce. Baru untuk laporan tahun 2020, segmen fintech ini dipisah menjadi segmen tersendiri.
Untuk tahun 2020, pendapatan dari segmen ini mencapai $60.8 million, atau naik 560% dari pendapatan sebesar $9.2 million pada tahun 2019. Angka tersebut memang terlihat mini dibandingkan segmen e-commerce dan digital entertainment yang masing-masing berkontribusi atas pendapatan diatas $2 billion, namun dengan tingkat pertumbuhan diatas 500%, tidak akan lama hingga segmen fintech dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti.
Selain itu, per berita awal tahun 2021, Shopee telah menyelesaikan akuisisi bank BKE. Bahkan kalau kita mengunjungi website resmi bank BKE, logonya sudah berubah menjadi seabank.
Dengan begitu maka SE sudah memiliki izin untuk menyediakan layanan perbankan di Indonesia. Untuk di Singapura sendiri, MAS atau Monetary Authority of Singapore (OJK-nya Singapura) sudah memberi lisensi kepada SE untuk membuat bank digital.
1.5 Lain-lain
Diluar ketiga segmen operasional tersebut, SE juga memiliki segmen lain sebagai pendukung, yaitu SE Capital dan SE AI Labs.
SEA Capital dibentuk setelah proses akuisis SE atas Composite capital pada tahun 2016 dan saat ini dipimpin oleh David Ma sebagai Chief Investing Officer.
Sementara untuk SEA AI Labs yang dipimpin oleh Dr. Yan Shuicheng merupakan segmen yang baru dibentuk tahun 2020 dan masih dalam proses rekrutmen.
Keduanya untuk saat ini masih menjadi segmen yang belum berkontribusi banyak, namun diharapkan dapat mendukung pertumbuhan perusahaan ke depannya. Sayangnya tidak banyak informasi yang tersedia untuk dapat kita analisa. Namun yang pasti kombinasi antara investasi + AI, bila berhasil, akan sangat bermanfaat untuk perkembangan di segmen game, e-commerce dan keuangan.
Part 2 : Investment Thesis
Pada dasarnya, kami melihat investasi di saham SE sebagai pertaruhan untuk transformasi Asia Tenggara sebagai blok ekonomi berkembang menjadi blok ekonomi maju.
Saat ini Asia Tenggara merupakan blok ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, dipimpin oleh negara berkembang yang berambisi menjadi negara maju seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dll. Menariknya raksasa e-commerce dunia seperti Alibaba, Tencent, Ebay dan Amazon tidak memiliki banyak pengaruh disini, membiarkan SE sebagai pemain utama.
Sebenarnya memang harus diakui bahwa salah satu pemegang saham terbesar SE tak lain dan tak bukan adalah Tencent (sekitar 20%), namun tidak seperti Alibaba yang lebih mengontrol terhadap Lazada, Tencent memberikan kebebasan kepada manajemen SE untuk menentukan strateginya sendiri, termasuk dalam hal taktik promosi yang sangat agresif.
Alasan Shopee bisa maju dengan sangat cepat adalah perpaduan dari :
Promosi cashback dan ongkos kirim gratis
Kampanye iklan besar-besaran melalui kerjasama dengan brand ambassador internasional maupun lokal seperti Cristiano Ronaldo, Blackpink, hingga Didi Kempot.
Kedua posisi tersebut berhasil menempatkan Shopee pada posisi yang sangat dominan. Dan untuk memaksimalkan value dari taktik agresif tersebut, manajemen Shopee memastikan adanya integrasi secara vertikal, mulai dari pembayaran hingga pengiriman.
Melalui Shopee Pay, pengguna dapat menyelesaikan pembayaran dengan cepat. Bahkan bila uangnya kurang, pengguna dapat menggunakan Shopee Pay Later. Selanjutnya barang pesanan akan dikirim menggunakan Shopee Express. Untuk saat ini Shopee adalah satu-satunya e-commerce yang terintegrasi secara vertikal di Asia Tenggara. Sebagai perbandingan Tokopedia masih menggunakan Ovo, sementara Lazada menggunakan Dana di Indonesia dan Grab Pay di negara lain. Ini merupakan satu nilai tambah buat Shopee dan SE.
Selain itu, Shopee juga tidak ragu untuk mengimplementasikan fitur baru Shopee Live yang membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih seru.
Tentunya ini semua bukan tanpa biaya. Menyewa Ronaldo dan Blackpink sebagai ambassador itu mahal sekali. Memberi promosi ongkos kirim gratis juga tidak murah.
Akibatnya, naiknya pendapatan diikuti dengan bengkaknya kerugian perusahaan. Pertanyaan bagi investor tentu adalah,”kapan perusahaan bisa mencetak laba positif?”
Itu adalah pertanyaan yang sulit.
Namun kembali lagi ke tesis awal kita, bahwa SE merupakan pertaruhan terhadap majunya perekonomian asia tenggara.
Saya yakin ke depan, masyarakat modern yang sudah terbiasa dengan belanja online tidak akan tiba-tiba kembali berbelanja di toko offline. Bila kebiasaan sudah terbentuk dengan kuat, maka saat itu perusahaan bisa mengurangi anggaran promosi agar model bisnis menjadi lebih sehat.
Untuk segmen digital entertainment, game masih menjadi aktivitas yang diminati oleh kaum milenial dan Gen Z. Dan dengan semakin tingginya taraf ekonomi (Milenial yang sudah mulai bekerja), maka kebiasaan untuk berbelanja item digital di game favorit juga akan semakin lumrah. Adanya budaya E-Sport juga membantu game menjadi semakin diterima bagi masyarakat luas.
Part 3 : Katalis
Kami mengidentifikasi 2 katalis utama sebagai pendukung pertumbuhan SE, yaitu:
Peluang pertumbuhan dari E-Commerce melalui ekspansi secara geografis maupun peningkatan penetrasi di pasar yang sudah ada. LATAM adalah pasar yang sangat besar. Sebagai informasi, MELI atau kompetitor utama SE di Amerika Latin memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar $79 Billion. SE berada di posisi yang kuat untuk bisa mengambil sebagian dari porsi e-commerce LATAM yang sangat menjanjikan. Untuk pasar asia tenggara, Shopee diuntungkan dengan kekuatan brand yang sudah sangat kuat. Seiring dengan peningkatan infrastruktur internet di Asia Tenggara, pengguna Shopee juga akan ikut bertumbuh dengan sendirinya.
Masuknya SE di dunia Fintech juga menciptakan peluang pertumbuhan yang sangat menarik, apalagi mengingat suku bunga di Asia Tenggara yang relatif lebih tinggi dibanding negara maju. Bisnis perbankan adalah bisnis dengan tingkat keuntungan sangat tinggi (dibuktikan dengan 3 perusahaan terbesar di bursa saham Indonesia semuanya adalah bank). Bila 20% dari seluruh pengguna Shopee yang berjumlah +-200 juta orang mendaftar menjadi nasabah, maka tiba-tiba ada SEA Bank memiliki 40 juta nasabah perbankan. Sebagai perbandingan, jumlah nasabah BCA sebesar 22.5 juta nasabah , Bank Mandiri sebesar 21.9 juta nasabah, dan bank DBS sebesar 5 juta nasabah. Tidak buruk untuk sebuah bank yang baru akan beroperasi di tahun 2021.
Part 4 : Risiko
Seluruh investasi selalu memiliki risiko, tidak terkecuali untuk perusahaan sebagus SEA Limited dengan trackrecord pertumbuhan yang fantastis. Beberapa poin yang menjadi kekhawatiran kami adalah:
Kompetitor E-Commerce memutuskan untuk bermain lebih agresif. SE tidak satu-satunya pihak yang bisa menjalankan promosi agresif. Tokopedia, Lazada dan Mercado Libre bisa saja memutuskan untuk “membakar uang” demi menghentikan laju pertumbuhan Shopee yang sangat kencang. Dalam skenario ini, SE akan dipaksa untuk meningkatkan jumlah promosi dan berakibat pada semakin tingginya jumlah kerugian.
Perubahan trend pada game. Trend dan selera terkadang dapat berubah dalam sekejap. Free Fire diuntungkan oleh tren permainan berbasis Battle Royale yang diprakarsai oleh PUBG dan Fortnite. Bila suatu saat ada tren jenis game baru yang tidak dimiliki oleh Garena, maka posisi Garena sebagai developer game internasional dapat mengalami penurunan.
Penurunan valuasi (Multiples Compression). Per hari ini (9 April 2021), di harga $253, harga saham SE merepresentasikan valuasi sebesar 32x P/S. Sebuah valuasi yang sebenarnya sangat tinggi. Investor mengharapkan agar perusahaan tetap dapat melanjutkan laju pertumbuhan diatas 100%. Bila suatu saat pertumbuhan melambat, maka bisa jadi valuasi perusahaan akan mengalami penurunan.
Part 5 : Kesimpulan
It is far better to buy wonderful company at fair prices than a fair company at wonderful prices.
-Warren Buffet
Saya cukup yakin kalau SE adalah perusahaan yang wonderful. Pertanyaannya adalah apakah harganya saat ini adalah “fair”,”terlalu murah”, atau “terlalu mahal”.
Satu hal yang perlu disadari oleh investor, bahwa sejak 3 Januari 2020, harga saham SE sudah naik dari $40.50 menjadi $253.11 per tanggal 8 April 2021. Saya rasa akan sangat susah untuk mengharapkan kenaikan harga saham 4-6x lipat dalam 1 tahun ke depan. Oleh karena itu, sebaiknya calon investor memiliki ekspektasi yang masuk akal.
Dan ingat, seperti layaknya Google, Amazon, Facebook. Keuntungan terbesar dalam pasar saham diperoleh dengan menunggu secara sabar. Tidak ada yang instan, biarkan perusahaan fantastis untuk terus bertumbuh sembari kita menikmati hasilnya sebagai investor.
Salam Mr. Worldwide.
Jika kalian sudah memutuskan untuk menjadi investor atau pemegang saham SEA Limited (SE), maka proses selanjutnya adalah membuka akun broker internasional seperti Interactive Broker atau Tiger Broker. Keduanya merupakan perusahaan broker yang sudah diakui oleh SEC (Security and Exchange Commision) atau seperti OJK-nya Amerika Serikat. Ingin tahu caranya? Yuk ikuti panduan kami disini.